Chakra Pratama Winarso | Washington D.C | 9 September 2013
Hubungan Amerika Serikat dengan Indonesia merupakan hubungan love and hate relationship; suatu ketika Indonesia bisa sangat dekat dengan Amerika Serikat dan di lain waktu hubungan Indonesia dan Amerika Serikat menjadi renggang. Hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat dimulai dari jaman Presiden Soekarno ,pada waktu itu Soekarno sangat menentang keterlibatan Amerika Serikat dalam permasalah politik dalam negeri Indonesia. Amerika Serikat pada masa Pemerintahan Soekarno juga memiliki reservasi tersendiri tentang Indonesia.
Soekarno yang beraliran NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis) tidak sejalan dengan pola Pemerintahan Amerika Serikat yang mengutamakan demokrasi dan liberalisasi. Soekarno mengimbangi dengan membuat hubungan kedekatan dengan Uni-Sovyet. Hal ini menyebabkan Amerika Serikat mulai menanam pengaruhnya di Indonesia untuk menggulingkan Soekarno. Agen-agen CIA Amerika Serikat menyusup ke dalam kelompok pemberontak di Indonesia untuk mengacaukan pemerintahan Soekarno .Hingga puncaknya terjadi peristiwa G30S/PKI yang merupakan upaya Amerika Serikat untuk menggulingkan Presiden Soekarno.
Naiknya Presiden Soeharto sebagai Presiden Indonesia membawa angin segar dalam hubungan Indonesia dan Amerika Serikat. Soeharto merupakan Jendral TNI yang pro kebijakan Amerika Serikat. Bagi Amerika Serikat, yang terpenting adalah negara-negara di dunia tidak menganut paham komunisme, sehingga keterbukaan Presiden Soeharto akan demokrasi dan liberalisasi disambut baik oleh Amerika Serikat.. Soeharto bersikeras akan penyerangan terhadap Timor-Timur karena di wilayah tersebut terdapat partai Fretlin yang berkiblat pada aliran Komunisme.
Dengan alasan demi mencegah penyebaran komunisme di wilayah tersebut, Soeharto meminta restu Amerika Serikat untuk menyerang wilayah Timor-Timur. Amerika Serikat yang pada masa itu dipimpin oleh Presiden Ford memberikan restu kepada Indonesia untuk menginvasi wilayah Timor-Timur.Operasi Saroja dimulai pada tahun 1976 dengan tujuan untuk menghilangkan pengaruh komunisme di wilayah tersebut. Invasi Indonesia didukung penuh oleh Amerika Serikat yang memberikan bantuan alutsista demi kelancaran operasi Saroja. Bantuan dari Amerika Serikat terus berdatangan dalam berbagai bentuk mulai dari penjualan alutsista hingga pelatihan dan pendidikan militer. Cikal bakal penjatuhan embargo senjata oleh Amerika Serikat berawal dari keputusan Presiden Soeharto untuk menyerang wilayah Timor-Timur yang dulunya merupakan wilayah jajahan Portugis
Runtuhnya Uni-Sovyet sebagai lawan dari kekuata Super Power mengubah kancah geo politik Internasional Amerika Serikat dan dunia mulai mempertanyakan penyerangan Indonesia terhadap Timor-Timur. Peristiwa penembakan di Geraja Santa Cruz dan Balibo five menjadi hambatan bagi keberlangsungan hubungan Indonesia dan Amerika Serikat terutama dalam bidang militer. Amerika Serikat menghentikan program pelatihan militer (IMET) terhadap perwira Indonesia.
Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 menyebabkan Presiden Soeharto turun dan digantikan oleh Presiden Habibie. Dalam masa jabatan Presiden Habibie yang singkat (selama satu tahun), pemerintah Indonesia atas desakan asing memberikan referendum kepada rakyat Timor-Timur untuk menentukan masa depan negaranya. Hasil dari referendum tersebut adalah merdekanya Timor-Timur dari Indonesia. Setelah referendum yang dimenangkan oleh rakyat Timor-Timur, Kopasus dan kelompok Militia yang pro Indonesia melancarkan aksi-aksi yang menyebabkan terjadinya pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) berati di Timor-Timur. Akibat dari kekacauan yang disebabkan oleh Kopasus dan kelompok para military Timor-Timur, terjadi exodus besaran-besaran warga Timor-Timur yang menghindari konflik di negaranya. Banyak masyarakat Timor-Timur yang menjadi korban akibat tindakan dari Kopasus dan kelompok para military Timor-Timur pro Indonesia.
Akibat dari perbuatan Kopasus, Amerika Serikat menjatuhkan embargo senjata terhadap Indonesia. Semasa embargo senjata berlangsung, Indonesia mengalami kesulitan untuk mendapatkan suku cadang dan perawatan untuk operasional kendaraan tempur, baik angkatan Darat Laut dan Udara. Angkatan Udaralah yang paling parah terpengaruhi oleh kebijakan embargo senjata Amerika Serikat terhadap Indonesia. Pesawat angkut dan pesawat tempur yang dimiliki Indonesia terpaksa dihanggarakan. Tidak lama setelah Indonesia di embargo senjata oleh Amerika Serikat, Indonesia mengalami masalah konflik etnis di kepulauan Maluku. TNI mengalami kesulitan dalam bidang logistik akibat diberlakukan nya embargo senjata oleh Amerika Serikat.
Amerika mulai memperbaiki hubungan dengan Indonesia, penelitian ini menunjukkan bahwa alasan Amerika memeprbaiki hubungan tersebut adalah:
1) Peristiwa Bom Bali dan Terosrisme
Peristiwa bom Bali satu dan bom Bali 2 merupakan awal mula perbaikan hubungan Indonesia dan Amerika Serikat terutama dalam bidang militer. Presiden Bush ketika bertemu dengan Presiden Megawati di Bali mengungkapkan keinginanya untuk memberikan bantuan dalam penanggulangan tindak terorisme di Indonesia. Bencana Tsunami di Aceh juga membantu untuk memperbaiki hubungan militer antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Usaha untuk memulihkan hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat dilakukan tidak hanya oleh pihak Indonesia, tetapi oleh pihak internal Amerika Serikat. Perusahaan-perusahaan asing terus melobi pemerintah Amerika Serikat agar melanjutkan kembali hubungan militernya dengan Indonesia. Lockheed Martin dan Boeing yang sudah memiliki kontrak kerja dengan Indonesia terpaksa menghentikan sementara produksi alutsista dikarenakan kebijakan embargo senjata.
2) Perubahan Indonesia kearah Demokrasi Liberal
Pada bulan November tahun 2005 Amerika Serikat secara resmi mencabut embargo senjata terhadap Indonesia. Pencabutan embargo senjata terhadap Indonesia. Alasan Amerika Serikat mencabut embargo senjata terhadap Indonesia adalaha Amerika Serikat merasa bahwa dalam kurung waktu embargo senjata dijatuhkan, Indonesia terlah banyak mengalami perubahan yang baik. Indonesia telah menjadi Negara yang lebih demokratis, hal ini ditunjukkan dengan berhasilnya di selenggarakan pemilu tahun 2004 secara jujur dan adil. Selain perubahan politis yang dialami oleh Indonesia, Amerika Serikat juga merasa bahwa Indonesia merupakan Negara yang menjadi sasaran serangan teroris. Peristiwa Bom Bali satu dan dua, serta serangkaian aksi-aksi terorisme yang terjadi Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia merupakan mitra kerja global dalam menangani terorisme di Asia Tenggara.
3) Kerjasama untuk kemanusiaan
Bencana Tsunami Aceh yang terjadi pada penghujunga tahun 2004 juga merupakan sebuah berkah bagi hubungan bilateral antar kedua Negara. Atas dasar kemanusiaan Amerika Serikat mencabut sebagian (partially lifting) embargo senjatanya terhadap IndonesiaAmerika Serikat membuka kembali jalur FMS (Foreign Military Sales) untuk suku cadang pesawat C-130 Hercules untuk membantu upaya penanggulangan bencana. Amerika Serikat juga memberikan bantuan sumber daya manusia yang berasal dari U.S Marines untuk membantu TNI dalam hal penanggulangan bencana di Aceh.
4) Adanya Cina sebagai the New Emerging Power
Naiknya Cina sebagai salah satu New Emerging Power di kawasan Asia Pasifik menjadi sebuah kekhawatiran Amerika Serikat. Amerika Serikat merasa perlu mencari sekutu dalam menanggapi permasalah di era baru ini. Indonesia yang memiliki prioritas dan orientasi politik yang sama dan memiliki kebijakan politik bebas aktif (sehingga tidak memihak blok atau negara manapun) merupakan sasaran tepat bagi Amerika Serikat dijadikan mitra kerja.
Ke empat hal di atas merupakan alasan utama Amerika mencabut embargo senjata terhadap Indonesia, Apa pengaruh pencabutan senjata tersebut pada Indonesia? Penelitian ini menunjukkan beberapa pengaruh pencabutan senjata tersebut sbb:
1) Terbukanya jalur diplomasi bilateral dengan lebih baik yang memungkinkan kerjasama militer
Pengaruh dari pencabutan embargo Amerika Serikat terhadap Indonesia adalah jalur diplomasi yang sebelumnya terputus antara kedua Negara sekarang sudah kembali terbukan (walaupun belum seratus persen), Amerika Serikat mulai membuka kembali pelatihan militer IMET bagi perwira Indonesia untuk bersekolah di Amerika Serikat. Hasil dari IMET adalah perwira Indonesia dapat mengenyam pendidikan militer yang lebih advance dengan staff pengajar dan fasilitas pendudidikan yang lebih bagus daripada di Indonesia. Selain kembali terbukanya IMET bagi perwira Indonesia, Amerika Serikat juga kembali melangsungkan latihan militer bersama yang dijuluki Garuda Shield. Program Garuda Shield sudah berlangsung sejak tahun 2006. Tujuan dari program tersebut adalah meningkatkan kerja sama antara anggota CPX (command Post Exercise) kedua Negara. Latihan bersama garuda Shield meliputi taktik-taktik perang serta pengunaan alutsista buatan Amerika Serikat. Selain melatih kecakapan tentara Indonesia untuk berperang, Garuda Shield juga mengajarkan cara-cara penanggulangan bencana.
2) Terbukanya Jalur FMS
Pengaruh lain dari dicabutnya embargo senjata terhadap Indonesia oleh Amerika Serikat adalah kembali terbukanya jalur FMS (Foreign Military Sales) untuk kepentingan pemutakhiran alutsista Indonesia. Seperti yang dikatakan oleh Kolonel Wajariman, jumlah pengiraman senjata Amerika Serikat telah meningkat significan dari tahun 2006 hingga 2012, hal tersebut terbukti dari peningkatnya biaya kirim alutsista dari puluhan ribu U.S dollar pada tahun 2006-2007 menjadi ratusan ribu U.S dollar pada tahun 2009-2012. Amerika Serikat juga telah bersedia menghibahkan sejumlah 28 unit pesawat tempur F-16 kepada Indonesia, pesawat tersebut merupakan pesawat preservasi Amerika Serikat yang sudah tidak digunakan lagi oleh Angkatan Udara Amerika Serikat. Kelanjutan hubungan militer antara Indonesia dengan Amerika Serikat juga membawa dampak positif bagi perusahaan alutsista Amerika Serikat. Indoneisa sangat bergantung dengan perusahaan-perusahaan tersebut untuk mendapatkan suku cadang serta perawatan untuk ranpur.
3) Hubungan yang kembali baik dengan Kopasus
Dalam hal hubungan Amerika Serikat dengan Kopasus, juga mengalami perbaikan setelah dicabutnya embargo senjata terhadap Indonesia. Amerika Serikat masih menyimpan reservasi untuk Kopasus. Reservasi Amerika Serikat menyebabkan pada tahun 2005 ketika embargo senjata secara resmi dicabut oleh Amerika Serikat, Kopasus masih terkena dampak embargo tersebut. Pada kujungan Secretary of Defense Amerika Serikat Robert Gates ke Jakarta, embargo terhadap Kopasus mulai perlahan mulai dicabut. Amerika Serikat akan mencabut embargo senjata terhadap Kopasus secara perlahan sembari mengkaji progress yang dilakukan oleh Kopasus. Namun sebenarnya Amerika Serikat mengerti pentingnya Kopasus dalam upaya mencegahan terorisme di Indonesia.
4) Terbukanya kerja sama anti terosrisme
Dalam hal menanggulangi penyebaran terorisme di Indonesia, Amerika Serikat dan Indonesia telah mengadakan kerja sama melalui IMET dan Garuda Shield untuk melatih TNI menghadapi bahaya terorisme di kawasan Asia Pasifik. Pembukaan kembali hubungan Amerika Serikat dengan Kopasus juga didasari bahwa kopasus merupakan pasukan khusus Indonesia yang menangani permasalahan terorisme, sehingga cepat atau lambat pemerintah Amerika Serikat harus kembali melanjutkan hubngan. Pemasangan instalasi radar di wilayah Indonesia juga telah dilakukan oleh Amerika Serikat. Pemasangan radar di di lepas pantai Sulawesi dan Selat Malaka bertujuan untuk meningkatkan jangkauan pengawasan Indonesia terhadap tindakan-tindakan terorisme yang terjadi di wilaya Tri-Border Region antara Indonesia Malaysia dan Filipina.
Ke empat hal di atas merupakan pengaruh langsung dari dihapuskannya Embargo Senjata terhadap Indonesia; Dari sisi lalin sebenarnya terlihat bahwa kedekatan kembali Amerika Serikat terhadap Indonesia setelah diangkatnya embargo senjata menunjukkan bahwa bantuan-bantuan yang diberikan Amerika Serikat kepada Indonesia merupakan salah satu bentuk dari kebijakan security cooperation yang bertujuan untuk mempromosikan dan mempertahankan kepentingan pertahanan dan keamanan Amerika Serikat yang berupa kebijakan politik serta strategi pertahanan dan keamananya. Selain itu, kebijakan security cooperation juga digunakan unruk melindungi asset-asset Amerika Serikat yang terdapat di Indonesia seperti FreePort McMoran di Papua dan Exxon Mobile di Aceh.
Penulis adalah alumi dari jurusan Hubungan Internasional, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung